Alkisah di masa lampau ketika kami usia belia ada perebutan piala antar Kampung (tarkam) di masa itu yang selalu ramai menjelang senja. Tiap Pertandingan selalu menghadirkan kerusuhan dari tingkat selow sampai vandalis. Biasanya penonton lebih brutal ketimbang para pemainnya, dan yang biasanya menyulut keributan adalah abang abangan kami yang notabene jagger pasar lokal di kampung kami. Brengseknya lagi dalam skala pertandingan tarkam pun kami tidak ada yang pernah juara. 

Tapi tembang ini tidak berceritera tentang perkelahian jagger di pertandingan tarkam. Tembang ini meceriterakan damainya kami pada saat latihan di lapangan kecil yang hanya bermodalkan bola plastik dan tumpukan sendal sebagai gawang. Adzan maghrib adalah pluit panjang tanda berakhirnya permainan.

Sepak Tarkam

tlanjang kaki

lapangan merah di pinggir kali

sandal ditumpuk jadikan gawang

bola apappun siap di tendang

riang gembira

"yak bola kini di kuasai oleh kurni, kurni kemudian meng oper bola ke darwi, darwis masih menggiring bola, terus terus melewati beberapa pemain di depan, langsung di umpan ke tengah, di situ ada si bambang siap menerima.. apakah bambang dapat mengeksekusi umpan dari darwis... Alaaamaak..sayang sekali sodara-sodara mungkin kepala si bambang ternyata masih peang akibat salah bantal dari lahir.. Aduh bambang bambang da ah.." 

hujan datang

ku tak perduli terus menendang

buka baju agar lebih senang

sleding sledingan hinga kejengkang

gembira riang

"yak sekarang bola di kuasai oleh suntoro... suntoro coba ngengutak atik bola, dan suntoro berlari, di oper langsung ke depan, di situ ada widodo menerima, aduuh langsung di tembak tapi sayang ditepis oleh hendro, kini bola melambung ke tengah lapangan, kita liat sodara-sodara di situ ada santoso yang menerima bola, di giring lurus kedepan, terus melewati semua.. langsung oper ke tengah di situ ada ronny giling langsung di shoooting.. gooll.... gol gooooollll.... Sodara-sodara..ahaaaaayyy...Cakep banget dah ronny goal.. Akhirnya pecah telor jugaaa.. Bukan maeeen"